angin88 No Further a Mystery
Wiki Article
, hal tersebut dikarenakan pendinginan atmosfer di daratan terbatas pada lapisan yang lebih dangkal pada malam hari dibandingkan pemanasan udara pada siang hari.
Baru-baru ini, ketika sebagian besar penduduk Indonesia resah dengan beras yang langka di pasaran dan harganya yang melonjak, ibu dua anak itu tak merasakan dampak kelangkaan beras.
Pelajar SMP tawarkan layanan seks, 'terindikasi korban eksploitasi seksual' dan 'titik kritis' pendidikan seks anak
Dituturkan oleh wakil sesepuh lembaga adat kampung Cireundeu, Abah Widia, tujuan pemerintah kolonial Belanda mengambil hasil bumi rakyat Indonesia agar pribumi kelaparan sehingga tak mampu berjuang melawan penjajah.
Udara dingin yang lebih berat dari daratan kemudian mengalir ke permukaan laut menggantikan udara panas yang hilang.
Langkah itu tak menyurutkan semangat warga Cireundeu untuk terus melawan Belanda. Mereka kemudian mencari alternatif demi mencukupi kebutuhan pangan warganya.
Dijelaskan Gaga, ada pangan alternatif yang lebih baik ketimbang singkong dan beras, yakni sorgum yang penanamannya membutuhkan air lebih sedikit ketimbang beras, namun memiliki kandungan protein yang tinggi.
“Pasokan mereka atau akses mereka terhadap beras terputus. Waktu itu karena situasi perang pada saat zaman penjajahan Belanda sehingga mereka terpaksa berinovasi mencari alternatif pangan selain beras. Terciptalah beras singkong. Mereka mulai membudidayakan dan mengkonsumsi singkong.”
“Kekhawatiran pasti ada karena sekarang wilayah sudah alih fungsi, tapi saya tetap bertekad terus melanjutkan kebiasaan menanam singkong sampai kapan pun,” tegasnya.
“Tapi mereka juga kan berproses. Itu juga berat bagi mereka waktu itu, sehingga harus membuat bagaimana biar enak mengonsumsi singkong, dan dibuatlah dalam bentuk beras,” papar Adi.
“Karbohidratnya tidak bergantung hanya pada nasi atau pati, tapi beragam saja dan nasinya dikurangi. Jadi satunya, diversifikasi karbohidrat, yang satunya lagi diversifikasi menunya,” jelas Adi yang mengambil spesialisasi Sosiologi dan Transformasi Pembangunan ini.
“Sedikit juga sudah kenyang, enggak kayak nasi beras. Kalau lihat yang makan nasi beras itu sampai sepiring penuh. Kalau kita makan rasi sepiring gitu kayaknya enggak bakalan kuat, karena rasi lebih padat,” ujar Neneng.
This Web page is utilizing a safety assistance to safeguard by itself from on line assaults. The action you just executed induced the security Alternative. there are numerous actions which could result in this block including distributing a specific phrase or phrase, a SQL command or malformed information.
Di mana daratan menjadi lebih panas daripada lautan, sehingga angin darat akan digantikan oleh angin laut.
Di sini saya bisa belajar bahwa singkong bisa jadi pengganti nasi karena katanya juga [tahun] 2050 bisa terjadi kehabisan beras. Jadi bisa digantikan dengan singkong. Saya juga belajar banyak barang-barang yang bisa dibuat dari singkong,” ujar click here salah satu siswa, Naysha Putri Apriliani.
“Tujuan penjajah supaya masyarakat perutnya kosong tidak bisa makan, kecuali kalau kita mau jadi antek-antek Belanda,” tutur pria sixty four tahun ini.
Report this wiki page